Parenting di Masa Genting
Bacaan : 2 Raja Raja 4 : 1-7
Sebagai orang tua, seringkali kita dihadapkan dengan keadaan yang begitu menekan.
Masalah yang menekan terus muncul, tanpa jeda. Bertahan hidup saja rasanya begitu berat, belum lagi ditambah perlu mengurus dan mendidik anak.
Seorang kawan, pernah kehilangan pekerjaan. Belum selesai dengan itu, kawan saya itu diminta ke sekolah oleh wali kelas karena anaknya kedapatan melakukan sesuatu yang melanggar aturan. Kawan saya itu merasakan tekanan yang begitu berat, rasanya antara marah, kecewa, sedih, putus asa dll.
Seorang klien mengatakan, “Saya masih hidup saja sudah bagus. Sejak ditinggal suami, saya seperti buta tidak tahu apa yang saya harus lakukan. Rasanya begitu gelap, dada rasanya sesak, udara seperti baja yang begitu kuat. Bagaimana mungkin saya memikirkan anak-anak saya? Saya begitu kewalahan.” katanya.
Hidup memang tidak bisa ditebak. Ada banyak hal yang bisa saja terjadi. Menjadi orang tua dengan tanggung jawab untuk mendidik anak adalah proses yang tidak mudah. Layaknya juggling balls, kita diminta untuk menjaga bola-bola itu agar tidak jatuh. Ini bukan sesuatu yang sederhana.
Salah satu kisah dalam Alkitab yang tercatat dalam 2 Raja-Raja 4:1-7 memberikan inspirasi tentang bagaimana parenting di masa genting. Gambaran yang sangat luar biasa, bagaimana tangan Tuhan bekerja dalam hidup janda itu dan hal apa saja yang perlu dilakukan janda itu untuk mengalami breakthrough dalam memberikan parenting di masa yang genting.
2 Raja raja 4 : 1 Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: “Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya.
Salah seorang nabi dari kelompok nabi Elisa meninggal dunia. Nabi ini adalah seorang nabi yang takut Tuhan namun saat dia meninggal, dia juga meninggalkan masalah yang berat, yaitu ada hutang yang perlu dibayarkan. Masalahnya bertambah genting saat penagih hutang akan datang dan jika tidak mampu membayar kedua anaknya akan dijadikan budak.
Di ruang therapy, saya sering mendengar begitu banyak cerita tentang gejolak kehidupan orang tua dalam mendidik anak anaknya di masa masa yang sangat tidak bersahabat. Mendidik anak saat keadaan baik baik saja begitu menantang apalagi saat banyak hal terjadi dan kita begitu disudutkan akan apa yang perlu dijadikan prioritas hidup.
Kisah kehidupan janda itu memberikan sedikitnya enam pelajaran penting yang dapat kita gunakan untuk kehidupan parenting kita. Enam pelajaran yang begitu powerful, inspiratif dan practical yang akan memberikan inspirasi kekuatan dalam parenting di masa yang genting.
But before we go there, understand these:
- Genting atau krisis adalah peristiwa diluar kendali kita. Ini adalah faktor eksternal, dan kita tidak punya kuasa atasnya. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa genting adalah suatu peristiwa yang tegang, dan dapat menimbulkan bahaya (misalnya dalam kondisi perang, gempa bumi dll).
Genting atau krisis bisa juga terjadi dalam kehidupan pribadi, misalnya ditinggal pasangan, kehilangan pekerjaan, di vonis suatu penyakit dll.
Kita mungkin bisa mencegah krisis terjadi dengan berbagai strategi, namun kita tidak bisa berkuasa atasnya.
2. Parenting adalah kemampuan dari dalam diri kita. Semua keputusan yang kita buat berdasarkan pemikiran yang kita olah dan di berikan dalam bentuk respons kepada anak kita adalah proses parenting.
Ini adalah faktor internal. Apapun kualitas parenting kita selalu mulai dari dalam keluar. Jika kita ingin memberikan kasih kepada anak-anak, namun kita krisis kasih. Kita tidak percaya bahwa Tuhan mengasihi kita, kita tidak yakin ada orang yang mengasihi kita maka kita tidak mungkin bisa memberikan kasih kepada anak-anak kita. We cannot give what we do not have.
Parenting di masa genting adalah sebuah seni bagaimana kita mengalirkan apa yang di dalam kita keluar. Masa genting atau krisis tidak dapat kita kendalikan, namun kita bisa mengendalikan apa yang ada didalam kita.
Roma 12: 2 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Kata “Berubahlah” adalah sebuah keputusan ruang dalam diri kita. Menjadi orang tua adalah murid yang mau selalu berubah ke arah yang lebih baik. Waktu kita mau berubah, Tuhan akan ikut campur, Dia akan menjadi coach kita, semakin lama otot kita semakin kuat dan kita mampu menjadi orang tua yang efektif baik dalam genting atau tidak.
Mari temukan dan nikmati inspirasi kekuatan pelajaran parenting dari Alkitab. Are you ready?
Tuhan Yesus Memberkati
