Gembala dan Pesan Kehidupan

0 Shares
0
0
0

Gembala dan Pesan Kehidupan: Menemukan Makna yang Sejati

Lukas 2 : 8 Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. 

Gembala adalah pekerjaan yang sampai hari ini tidak bergengsi di mata masyarakat umum. Pekerjaan ini dianggap pekerjaan yang tidak penting dan tidak terpandang di mata masyarakat. Ini adalah pekerjaan kalangan bawah.

Menurut hukum dan budaya saat itu pekerjaan sebagai seorang gembala dianggap pekerjaan yang kotor dan tidak murni, mungkin karena berhubungan langsung dengan hewan ternak sehingga para gembala tidak mudah untuk masuk ke dalam bait Allah. 

Dunia terobsesi melihat kepada status. Apa yang kamu pakai? Mobil apa yang kamu kendarai? Pencapaian apa yang sudah kamu dapatkan? Berapa banyak tabunganmu? Apa posisi pekerjaanmu? Berapa jumlah followers di social mediamu? Apa pelayananmu? Berapa jumlah anggota komunitas atau jemaatmu? Semua yang di atas itu baik, namun belum tentu menuntun kepada kebenaran. Dunia akan melihat kepada apa yang terlihat di luar, namun Tuhan melihat apa yang ada di dalam. Apa yang kita kerjakan atau tampilkan (doing) berbeda dengan apa yang ada di dalam, yaitu pribadi (being) kita.

 

The world sees what we do; God sees who we truly are

Dunia melihat apa yang kita lakukan; Tuhan melihat siapa kita sebenarnya.

 

Lukas 2: 9 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.

Saat Tuhan ingin memberitakan kabar baik kesukaan bagi seluruh dunia, Tuhan tidak melihat kepada apa yang ada di luar; Dia melihat apa yang ada di dalam. Tuhan melihat kepada isi (being) dan bukan topping (doing). Tuhan melihat kepada core atau inti, bukan kepada sesuatu yang sementara.

Tuhan memilih para gembala bukan karena pekerjaannya (doing), tetapi karena mereka adalah pribadi (being) yang tulus. I think they do not have an obsession to be famous.

Tuhan tidak memerintahkan malaikat untuk menyampaikan kabar baik kepada raja, para pembesar istana, tokoh politik, pahlawan perang, imam besar, atau orang yang terkenal. Tuhan memerintahkan malaikat membawa pesan itu kepada gembala. Saat dunia melihat gembala sebagai sesuatu yang tidak penting, Tuhan menaruhnya di daftar pertama. Saat dunia mengukur kesuksesan dari apa yang terlihat (doing), Tuhan melihat apa yang ada di dalam (being). 

Saat dunia melihat apa yang dikerjakan (doing), Tuhan melihat kepada pribadi (being). Malaikat membawa pesan kepada kalangan yang tidak dipandang di masyarakat umum, yaitu para gembala. Para gembala adalah orang pertama yang diundang untuk melihat kelahiran juruselamat dunia. Para gembala adalah pribadi yang pertama yang diundang melihat Tuhan dalam manusia.

Mungkin kita sering merasa tidak layak. Kita merasa menjadi orang yang tidak terpandang. Kita lebih melihat kepada status kita. Kita merasa tidak berarti dengan apa yang kita pakai, rumah, pekerjaan, pencapaian, kecerdasan dll. Semua itu adalah bagian dari apa yang tampak diluar (doing)

Tuhan jauh melihat kepada apa yang ada di dalam, inti dari kasih sayangNya, Dia melihat jauh kepada pribadi (being) kita.

Apa yang kita kerjakan dan miliki (doing) semua itu baik, namun semua itu sementara. Jika kita punya pekerjaan yang baik, posisi yang tinggi dan bergengsi, suatu saat kita akan menyerahkannya kepada orang lain. Jika kita memiliki rumah yang mewah, suatu saat akan ada orang lain yang tinggal di sana.

Yang tetap akan ada sampai selamanya adalah pribadi (being) kita. Kita adalah mahluk roh, dalam tubuh daging yang memiliki jiwa, dan Tuhan sangat mengasihi pribadi (being) kita. Tentu saja, Tuhan juga sangat menyukai apa yang telah berhasil kita lakukan, itu adalah buah dari pribadi (being) kita.

Apa yang kita kerjakan, apa yang telah kita capai, apa yang kita miliki (doing) tidak pernah stay seratus persen sama, bisa naik dan turun, bisa ada dan hilang. Namun apa yang tetap dan tinggal selama lamanya adalah pribadi (being) kita.

True truth lies not in outward appearance, but in the essence within

Kebenaran sejati bukanlah apa yang tampak di luar, melainkan esensi yang tersimpan di dalam

 

Pertanyaan untuk direnungkan: 

  1. Bagaimana dirimu menilai apa yang kamu kerjakan (doing) dan pribadi (being)? 
  2. Bagian yang mana dari penilaianmu yang begitu mempengaruhi dirimu dalam memandang dirimu sendiri dan orang lain? Sebagai contoh, jika kamu sering menilai orang lain berdasarkan hal-hal yang terlihat saja, seperti penampilan fisik, itu dapat menjadi hal yang begitu memengaruhi cara kamu menilai orang lain, bahkan tanpa disadari, dan itu menjadi sumber utama penilaianmu.
  3. Hal apa yang perlu kamu lakukan untuk mengubah cara pandangmu dalam melihat dirimu dan orang lain? Penting untuk tidak sekedar menjawab “dengan doa”. Membuat daftar hal-hal yang perlu diubah adalah langkah konkret yang menunjukkan iman kita kepada Tuhan.
0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

SERUNYA MENJADI DEWASA

Kedewasaan Kedewasaan adalah konsep yang kompleks dan seringkali sulit untuk diartikan secara pasti karena mencakup berbagai aspek rohani,…

DUA MACAM DASAR

Lukas 6:46 - "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamutidak melakukan apa yang Aku katakan?" Boleh saja…

Dari Kecil Hingga Besar

DARI KECIL HINGGA BESAR Kesetiaan bukanlah sekedar kata, melainkan sebuah keberanian untuk komitmen dan konsistensi. Kesetiaan di zaman…

WHY DO YOU NEED A MENTOR?

Tiga Proses Mentoring 1. Dependence with Mentors (Bergantung pada Mentor) Belajar Dekat dengan Mentor Keluaran 24:13 - "Lalu berangkatlah…