KEKUATAN KOMUNITAS

0 Shares
0
0
0

Baca : Lukas 1:5-25

Ayat 39 Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.

Jarak antara Nazaret dan pegunungan Yehuda kurang lebih 145 KM. Jika kita pernah ke Israel, kita bisa membayangkan sedikit tentang kondisi lapangannya. Nazaret adalah kota di wilayah Galilea di utara Israel, terletak di antara celah pegunungan Libanon dan Gunung Tabor, penuh dengan bukit bukit yang terjal dan bergelombang. 

Pegunungan Yehuda, tempat tinggal Elisabet, desa Ein Karen letaknya di selatan Israel dekat dengan Yerusalem. Kondisi lapangan pegunungan Yehuda jauh lebih sulit lagi banyak dengan bukit, gunung dan lembah yang dalam.

Bisa kebayang perjalanannya? Perjalanan Maria ke rumah Elisabet bukanlah perjalanan yang mudah. Ini adalah perjalanan hidup dan mati, perjalanan iman yang luar biasa.

Mengapa Maria perlu menemui Elisabet? Sebab Maria memiliki misi yang sangat besar dan penting.

We’re here for a mission!

Setiap kita diciptakan Tuhan untuk suatu misi. Hati Tuhan di taruh dalam setiap kelahiran anak manusia. This mission is not about you, it is about God. Ketika kita mau mengambil tanggung jawab untuk menyelesaikan misi yang Tuhan berikan, remember, it takes more than one person. Kita tidak bisa menyelesaikan misi kita sendirian. Kita memerlukan kekuatan tim, kita memerlukan komunitas orang percaya yang sehat dalam menyelesaikan misi kita.

Ada pepatah Afrika mengatakan “If you want to walk fast, walk alone. If you want to walk far, walk together. Misi yang Tuhan taruh dalam hidup kita adalah sebuah perjalanan yang jauh. Tanpa komunitas yang kuat dan sehat, kita akan kehabisan tenaga sebelum selesai.

Kejadian 2: 18 TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya,  yang sepadan dengan dia.

Walau ayat ini berbicara tentang hubungan Adam dan Hawa, saya percaya ayat ini juga berbicara tentang hubungan kita dengan orang lain. Setiap kita memerlukan “penolong” untuk menyelesaikan misi yang Tuhan berikan. Adam diberikan Hawa; Nuh memiliki keluarganya untuk misi bahteranya; Daud diberikan Yonatan; Barnabas membantu mengangkat Paulus; bahkan Yesus pun memiliki komunitas yang kuat untuk membantuNya menyelesaikan misinya.

Kualitas komunitas membantu kita menyelesaikan misi kita.

Tiga hal yang bisa kita pelajari dari kisah ini:

  1. Membangun komunitas memerlukan kesungguhan. Salah satu arti kata “berangkat” dalam Lukas 1:39 dalam bahasa Inggrisnya adalah “raise up from laying down”. Maria berangkat menuju sebuah proses yang tidak mudah untuk memperkuat komunitasnya. Maria bangkit dari rasa malas, membangun keberanian untuk nyaman dalam ketidaknyamanan untuk membangun hubungan. Semua itu dilakukan untuk memperkuat “pondasi” dalam menyelesaikan misi yang Tuhan berikan. 

Ada dua unsur dalam kesungguhan; attention dan intention. Attention berbicara tentang  perhatian dan kehadiran kita. Jika kita malas hadir, jangan harap kualitas komunitas kita baik. 

Intention bicara tentang fokus, niat dan tujuan. Jika kita merasa komunitas kita tidak penting, kita tidak akan punya fokus dan niat. Sesuatu yang kita anggap tidak penting akan kehilangan kekuatannya. Segala sesuatu yang kita anggap tidak penting, tidak akan memberikan faedah bagi kita. 

Kita hanya digerakan oleh sesuatu yang kita anggap penting. Jika misi hidup kita penting maka kita akan membangun komunitas kita dengan sungguh sungguh. Komunitas yang kuat akan membantu kita menyelesaikan misi hidup kita.

2. Komunitas orang benar. Komunitas kita tidak sempurna. Begitu kita masuk dalam suatu komunitas, komunitas itu otomatis menjadi lebih tidak sempurna. Why? Karena ada kita disitu. Kita tidak sempurna. Setiap kita akan membawa luka masa lalu, masalah, kepercayaan diri yang tidak sehat dll. 

Daud memiliki komunitas yang isinya adalah orang yang terluka, Yesus memiliki komunitas yang isinya orang biasa, sederhana dan tidak terpandang. Dalam komunitas kita akan pasti akan saling bergesekan, akan ada proses hubungan, akan ada rasa kecewa, marah dll. Semua itu normal dan manusiawi, karena kita tidak sempurna.

Tuhan tidak mau komunitas orang sempurna, Dia merindukan komunitas orang benar. Orang benar adalah orang yang menyadari kelemahannya, kekurangannya, dosa dosanya dan mereka mau berubah, belajar, berproses dan saling menajamkan. Orang orang yang belajar mencintai ketidaksempurnaan dan belajar menikmati kesempurnaan yang ada.

3. Bertumbuh dalam komunitas. Mengapa Maria datang kepada Elisabet? Walau Maria akan melahirkan sang Juru selamat, dia tetap dengan rendah hati mau belajar dari Elisabet yang sudah mengandung enam bulan. Komunitas orang percaya adalah tempat yang sangat tepat untuk berproses. Selalu ada pesan pembelajaran yang positif di dalam komunitas. 

Kita tidak tahu semua dan tidak bisa semua. Saat kita mau membuka hati dan telinga kita, maka kita akan mendapatkan banyak hal yang berharga buat kehidupan kita. Kita bisa menjadi berkat di komunitas kita dengan potensi yang Tuhan berikan dan kita bisa juga mendapatkan berkat dengan potensi orang lain. 

Pertanyaan untuk direnungkan:

  1. Apakah kamu sudah terlibat dalam komunitas orang percaya? Jika sudah seberapa aktif? Jika belum, kapan mau aktif? 
  2. Apakah komunitas orang percaya itu penting bagimu? Jika ya, Bagaimana kesungguhanmu dalam komunitas orang percaya? 
  3. Hal apa yang perlu kamu lakukan untuk membuat kualitas komunitasmu bisa membantu engkau menyelesaikan misi hidupmu dengan baik?




0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

SERUNYA MENJADI DEWASA

Kedewasaan Kedewasaan adalah konsep yang kompleks dan seringkali sulit untuk diartikan secara pasti karena mencakup berbagai aspek rohani,…

DUA MACAM DASAR

Lukas 6:46 - "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamutidak melakukan apa yang Aku katakan?" Boleh saja…

Dari Kecil Hingga Besar

DARI KECIL HINGGA BESAR Kesetiaan bukanlah sekedar kata, melainkan sebuah keberanian untuk komitmen dan konsistensi. Kesetiaan di zaman…

WHY DO YOU NEED A MENTOR?

Tiga Proses Mentoring 1. Dependence with Mentors (Bergantung pada Mentor) Belajar Dekat dengan Mentor Keluaran 24:13 - "Lalu berangkatlah…