Embrace the Unknown

0 Shares
0
0
0

EMBRACING SURPRISES

Baca : Lukas 2: 1-7

Life is full of suprises!

Perjalanan hidup manusia memang penuh dengan kejutan. Tidak ada yang bisa dengan pasti, seratus persen, mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan. Kita bisa belajar dan memiliki data untuk membuat prediksi, tetapi kenyataannya sering kali tidak seperti apa yang kita pikirkan.

Secara alamiah, manusia itu takut akan banyak hal yang tidak bisa dikendalikannya. No wonder, banyak dari kita sering kali takut akan masa depan, kematian, dan semenjak Covid-19, beberapa dari kita berpikir apakah akan ada lagi virus yang lebih mematikan dari Covid?

Ketika Maria mengatakan Yes akan panggilannya. Her life completely changed! 

Mulai dari berjalan jauh menuju tempat tinggal Elisabet, masuk dalam proses “mentoring” selama tiga bulan di rumah Zakaria dan Elisabet, berdiskusi, dan menyatukan pikirannya kepada Yusuf tunangannya, serta bergumul dalam pikirannya atas keputusannya. 

Saat sedang bersusah payah membawa kandungan yang sudah besar, saat sedang mager dan  “selonjoran”, mungkin makan rujak sambil ngobrol, kaki dipijat Yusuf, atau mungkin lagi enak scrolling lihat Tiktok….

surprise!!

(Ayat 1-5) Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem,-karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud.

Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.   Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem,   –karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud– supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya,  yang sedang mengandung.

Maria dan Yusuf perlu berjalan dari Nazaret ke Betlehem, dengan jarak sekitar 129 kilometer untuk melakukan apa yang diperintahkan Kaisar waktu itu. Sensus waktu itu memerintahkan setiap pria perlu kembali ke kampung halamannya dan mendaftarkan namanya, pekerjaannya, keluarganya dan hartanya. Tujuan sensus saat itu adalah untuk kepentingan militer dan pajak.

Tiga hal dibawah ini bisa menjadi pelajaran penting saat kita mau masuk dalam panggilan Tuhan.

  1. Saat kita berkata ‘yes’ akan panggilan Tuhan bukan berarti isinya adalah kesenangan belaka.

Ketika Maria terpilih sebagai wanita yang akan melahirkan Juruselamat dunia, hidupnya tidak berubah menjadi seperti selebritas dunia modern dengan traveling business class, bersama “sweet escape photography”, dengan fasilitas mewah, pengawalan ketat oleh bodyguard, dan dukungan dari asisten pribadi.

Tuhan tidak meratakan jalan menuju Yerusalem; Maria perlu melewatinya.

2. Pelajaran pertama dalam panggilan Tuhan adalah pelatihan

Ketika kita mengatakan, “Ya Tuhan, saya terima panggilan-Mu,” proses pertama yang akan Tuhan lakukan adalah “life muscle training” atau latihan menguatkan otot kehidupan. Tuhan tidak memanggil kita untuk senang senang. “This is not a healing journey”. Tuhan tidak tertarik membuat kita bahagia. Tuhan ingin kita menjadi kuat!

Menjadi kuat perlu pelatihan. Semua tokoh didalam Alkitab masuk ke dalam pelatihan sebelum tampil. Yohanes perlu tinggal di padang gurun, Musa memerlukan 40 tahun di Midian, Daud menjadi gembala, Yusuf melewati pembuangan dan penjara, bahkan Yesus masuk dalam pelatihan.  Pelatihan membangun persiapan dan kesiapan menentukan keberhasilan.

3. Berani nyaman dalam ketidaknyamanan

(ayat 6 -7) Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

Suprise!!

Bayangkan kondisi Maria, yang sedang mengandung berat dan harus berjalan jauh. Dia lelah, dan tiba-tiba harus melahirkan. Surprise! Berikutnya, tidak ada tempat bagi mereka.

Mungkin kita berkata, “Gimana sih, Tuhan? Saya sudah taat, rajin beribadah, masuk pelayanan, bayar perpuluhan, dll., tetapi kok hidup kaya gini, makin kesini makin berat.” Relate, nggak sih? Maria bisa saja loh menggerutu, “Gimana sih? Ini anak siapa? Buat siapa? Kok aku yang harus menderita? Katanya aku akan melahirkan Anak Allah yang Maha Tinggi, kok begini sih?”

Maria, Yusuf, dan bayi Yesus perlu belajar menjadi nyaman dalam ketidaknyamanan. Para ahli Alkitab percaya bahwa Yesus dilahirkan di dalam gua, karena di Betlehem banyak gua yang biasa digunakan untuk memberi makan ternak. Palungan tempat bayi Yesus tidur, yang terbuat dari batu, adalah tempat makan ternak.

Tanpa sebuah keberanian untuk nyaman dalam ketidaknyamanan rasanya sulit bagi kita untuk bisa melewati proses panggilan Tuhan dalam hidup kita.

Kisah Maria mengajarkan kita bahwa hidup akan penuh dengan kejutan dan mengikuti panggilan Tuhan bukanlah kesenangan hidup. Semua tantangan yang ada adalah bagian dari pertumbuhan kita. Dalam setiap kesulitan, kita belajar menjadi lebih kuat dan tangguh.

Pertanyaan untuk direnungkan:

  1. Apa panggilan Tuhan dalam hidupmu?
  2. Hal yang kamu takutkan saat masuk dalam panggilan Tuhan?
  3. Apa sikapmu dalam menghadapi tantangan panggilanmu?
  4. Bagaimana tantangan dalam panggilan Tuhan membentuk hidupmu?



0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

SERUNYA MENJADI DEWASA

Kedewasaan Kedewasaan adalah konsep yang kompleks dan seringkali sulit untuk diartikan secara pasti karena mencakup berbagai aspek rohani,…

DUA MACAM DASAR

Lukas 6:46 - "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamutidak melakukan apa yang Aku katakan?" Boleh saja…

Dari Kecil Hingga Besar

DARI KECIL HINGGA BESAR Kesetiaan bukanlah sekedar kata, melainkan sebuah keberanian untuk komitmen dan konsistensi. Kesetiaan di zaman…

WHY DO YOU NEED A MENTOR?

Tiga Proses Mentoring 1. Dependence with Mentors (Bergantung pada Mentor) Belajar Dekat dengan Mentor Keluaran 24:13 - "Lalu berangkatlah…