Katanya Sayang !
“Saya sayang sama dia,” kata seorang klien saya. Lalu saya mengatakan, “wah, kamu pasti rajin yah cari tahu tentang siapa dia, apa kesukaannya, apa kekuatannya, kekurangannya.” Kemudian dia berkata, “ya, engga juga sih, pak.” Lalu saya bertanya lagi, “mengapa kamu sayang sama dia tetapi tidak mau belajar tentang dia?” Klien ini diam…
Apa jawaban kamu?
- Apakah kamu mengasihi Tuhan? Jika jawaban kamu yes, hal apa saja yang sudah kamu lakukan untuk mempelajari segala sesuatu yang berhubungan tentang Tuhan? Sudah berproses dalam apa yang kamu pelajari?
- Apakah kamu mengasihi dirimu? Jika jawaban kamu yes, hal-hal apa yang sudah kamu pelajari tentang dirimu? Apa kekuatan dan kelemahanmu? Karakter apa yang perlu kamu bangun? Keterampilan apa yang perlu kamu latih? Bagaimana dengan jam tidurmu? Apa yang kamu makan? dan lain sebagainya.
Setiap orang hanya digerakan oleh tingkat kepentingan. Jika saya mengatakan saya sayang istri saya, maka artinya istri saya penting. Itu akan menguatkan saya untuk belajar tentang dia. Saya akan berproses dengan dia untuk memberikan yang terbaik.
Semakin tinggi tingkat kepentingan seseorang, dia akan menghabiskan waktu dan tenaganya (attention dan intention) untuk hal itu. Kita tidak bisa mengharapkan “buah” dari sesuatu yang kita tidak anggap penting.
Jika olahraga tidak penting, Jangan harap kita memiliki tubuh yang bugar dan kuat. Jika kita sering tidur jauh malam, jangan harap kualitas tubuh dan hidup kita baik. Jika membaca dan mempelajari Alkitab saja kita malas, engan, tidak ada passionya, plus banyak alasan, itu artinya Alkitab itu tidak penting bagi kita, dan jangan harap kita akan mendapatkan manfaat dari kekuatan Firman yang hidup.
Mengharapkan mendapatkan manfaat dari sesuatu yang kita tidak anggap penting, itu adalah sebuah kekonyolan.
Manusia itu penting bagi Tuhan, bukan untuk menjadi cheerleaders, bukan untuk nemenin Tuhan di Surga, bukan untuk menjadi pesuruh atau pembantu. Namun manusia adalah bagian dari hatinya Tuhan.
Kejadian 1:27 (TB):
“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.”
Karena Tuhan mengasihi manusia, Dia membuat rencana penyelamatan. Dia turun tangan menyelamatkan manusia tanpa meminta ciptaan lain untuk mewakilinya. Dia tidak meminta malaikat untuk mewakilinya. Dia turun ke dunia hanya untuk menyelamatkan kita, karena kita semua berarti bagi-Nya.
Yohanes 3:16 (TB):
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Daud sangat mengasihi Tuhan, dia memiliki kerinduan untuk membangun bait untuk Tuhan (2 Samuel 7:1-7), namun Tuhan tidak mengizinkan Daud membangunnya; namun keturunannya yang akan melakukannya. Apa yang dilakukan Daud? Dalam 1 Tawarikh 22:2-5, Daud mempersiapkan segala sesuatu untuk pembangunan bait Allah itu. Karena cintanya, dia belajar mencari tahu apa yang diperlukan.
Maria siap dengan “tugas” yang diberikan Tuhan. Dia mengasihi Tuhan, dia juga mengasihi anak yang dikandungnya. Ini adalah sebuah panggilan dari Tuhan dan panggilan ini sangat penting. Maria segera pergi ke rumah Elisabet untuk belajar dari sepupunya yang sudah enam bulan mengandung. Maria memberikan waktu, usaha, dan perhatiannya kepada proses mentoring yang terjadi di rumah Zakaria dan Elisabet selama tiga bulan (Lukas 10:38-42).
Petrus adalah seorang nelayan sederhana dengan berbagai kepolosannya. Sangat menarik bagi saya adalah melihat bagaimana Tuhan Yesus menaruh perhatian besar kepada Petrus. Tuhan Yesus melihat bagaimana usaha Petrus untuk mempelajari berbagai hal yang sangat awam baginya; banyak hal yang Petrus tidak mengerti, namun dia menunjukkan rasa ingin tahu dan semangatnya untuk belajar. Ketika Petrus hancur hati karena menyangkal Yesus tiga kali, Yesus menjumpainya di tepi pantai untuk memulihkan hati Petrus (Yohanes 21:15-19).
Tuhan berusaha untuk seseorang yang dicintainya, Daud mempersiapkan segala sesuatu untuk mimpinya, Maria mengorbankan banyak hal untuk panggilannya, Petrus memberanikan diri melewati banyak ketidaknyamanan dalam hidupnya untuk tujuan Tuhan.
Mungkinkah, jika kamu mencintai seseorang atau sesuatu, kamu tidak tertarik untuk memahami lebih dalam tentang apa atau siapa yang kamu cintai? Saya yakin kita akan terdorong untuk mencari tahu, karena dorongan cinta akan mendorong kita untuk bergerak.
Dua hal yang akan kita lakukan jika kita mencintai:
- Kita memiliki sebuah dorongan tujuan (intention) atasnya. Intention bicara tentang arti dan makna yang kita ciptakan. Makna akan memotivasi kita untuk mendapatkan suatu tujuan dan goal. Ada kebutuhan yang mengalir dalam diri kita untuk kita dapatkan. Intention memiliki berbagai tingkatan yang akan kita bahas di artikel “What Motivates You”. Pertanyaan untuk direnungkan: Apa tujuan kamu menyembah Tuhan? Apa tujuanmu membangun hubungan dengan anakmu, pasanganmu, orang itu, dll?
- Kita memberikan perhatian (attention) atasnya. Attention berbicara tentang waktu, usaha, dan perhatian yang kita berikan. Ini berbicara tentang kehadiran kita yang penuh akan sesuatu. Jika istrimu penting, maka kamu akan belajar untuk memberikan penuh. Jika pelayanan itu penting, kamu akan berproses untuk memberikan fokusmu. Jika tubuh yang sehat itu bermakna, kamu akan memberikan usahamu. Jika tidur yang nikmat itu kebutuhanmu, maka kamu akan belajar untuk tidur yang baik dan benar.
Energy flows where attention goes, as directed by intention.